[INFOGRAFIS] Jelajah Museum di Rumah dengan Google Arts and Culture

Google Arts and Culture adalah platform online sebagai tempat publik untuk melihat gambar dan video beresolusi tinggi dari karya seni dan artefak-artefak budaya yang berasal dari organisasi budaya mitra di seluruh dunia.

Indonesia sendiri memiliki sembilan tempat edukasi  di Google Arts and Culture yang bisa dilihat seperti sistem VR atau seperti melihat dengan kamera 360 derajat, tapi kita bisa menggerakkan sudut pandangnya. Sembilan tempat itu adalah Museum Nasional Indonesia, Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Ratu Boko, Museum Manusia Purba Sangiran, Arma Museum, Galeri Batik, Museum Seni Rupa dan Keramik Kota Tua, serta Monumen Nasional (Monas). read more

[INFOGRAFIS] Prof. M. Boechari, Sang Maestro Prasasti yang Mumpuni

Prof . M. Boechari

(Rembang ,24 Maret 1927- Jakarta , 28 Mei 1991)

Boechari Was The Most Important Epigraphiest And Ancient Historian Of Indonesia After Independence

Boechari adalah alumnus Universitas Indonesia, Falkultas Sastra, Jurusan Sejarah. Pada tahun 1952 Boechari melanjutkan kuliahnya pada Jurusan Ilmu Purbakala Dan Sejarah Kuna Indonesia selesai pada tahun 1958 setelah itu Boechari menerjunkan diri dalam bidang epigrafi.

Keahliannya di bidang epigrafi dan sejarah kuna Indonesia serta bakat dan perhatiannya dalam bidang pendidikan menyebabkan Boechari harus menyisihkan pula waktu untuk mengajar di Universitas Indonesia (1958-1966) dan Universitas Gadjah Mada (1959-1982) sebagai pengajar tidak tetap selain kesibukan dan tugas utamanya sebagai Kepala Urusan Prasasti di LPPN. Pada tahun (1971-1972) dalam rangka kerja sama kebudayaan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Kerajaan Belanda, Boechari memperoleh beasiswa memperdalam epigrafi dan sejarah kuna Indonesia di Universitas Leiden. Pengetahuan dan pengalamannya disumbangkan dalam penelitian arkeologi epigrafi dan sejarah kuna serta berbagai kegiatan pengabdian masyarakat seperti kegiatan dalam rangka pemugaran Candi Borobudur sebagai Staf Ahli (1972-1983);Staf Ahli pada Direktorat Perlindungan Dan Pembinaan Peninggalan Sejarah Dan Purbakala (1979-1983); Staf Ahli pada Proyek Pemugaran Bekas Ibukota Kerajaan Majapahit (1983-1985) dan masih banyak lagi. read more

Incoming search terms:

Telusur Jejak Peradaban di Candi Gambar Wetan

Oleh : Abednego Andhana Prakosa Jaya (Arkeologi 2018)

Kekayaan tinggalan arkeologis di Indonesia, terutama candi memang tiada habisnya untuk dibahas. Salah satu candi yang dapat dijumpai hingga kini adalah Candi Gambar Wetan yang terletak di Perkebunan Gambar, Desa Sumbersari, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur atau tepatnya di lereng sisi barat Gunung Kelud. Dilihat dari sisi geografisnya, Candi Gambar Wetan memiliki keunikan yang jarang dimiliki oleh candi lainnya. Letaknya yang tidak jauh dari aliran lahar dingin tampaknya merupakan suatu kesamaan yang hanya dimiliki dengan Candi Morangan di Yogyakarta. Selain itu, lokasinya yang jauh dari perkampungan juga mendukung upaya konservasi candi ini dari berbagai ancaman akibat pembangunan dan perkembangan penduduk. read more

[INFOGRAFIS] Duka Radya Pustaka

Banyak yang baru menyadari bahwa suatu hal memiliki nilai yang amat penting ketika hal tersebut terlebih dahulu hilang. Tak terkecuali dengan kasus kritisnya Museum Radya Pustaka Surakarta dari ancaman penggusuran dari sang pemilik.

Apatisme publik pun masih menjadi problem yang masih menyelimuti. Padahal keberadaan museum ini begitu penting mengingat banyaknya kontribusi yang diberikan oleh Radya Pustaka yang didaulat sebagai ‘museum tertua’ di Indonesia. Bagaimana kronologi cerita duka penggusuran Radya Pustaka? Simak baik-baik yuk! read more

Sandyakala Radya Pustaka

Oleh : Rizal Hendra Pratama (Arkeologi 2018)

Isu penggusuran Taman Sriwedari yang menjadi salah satu ikon Surakarta itu sejatinya merupakan isu yang sudah lama bergulir. Namun, baru – baru ini muncul kabar bahwa penggusuran itu tidak hanya terbatas pada Taman Sriwedari saja, melainkan merembet ke Museum Radya Pustaka. Hal ini didasarkan atas alasan letaknya yang berada ditengah – tengah Taman Sriwedari. Museum Radya Pustaka sendiri dibangun pada 28 Oktober 1890 oleh Raden Adipati Sosrodiningrat IV yang kala itu menjabat sebagai patih pada masa pemerintahan Paku Buwono IX dan Paku Buwono X. Pada tahun 1913 bangunan museum dipindah ke bangunan yang sekarang santer dengan isu penggusuran tersebut yaitu di Jalan Selamet Riyadi. Bangunan tersebut awalnya merupakan rumah warga Belanda bernama Johannes Busselar. Museum Radya Pustaka yang notabene merupakan museum milik keraton ini dapat disandingkan dengan Museum Sono Budoyo yang juga merupakan museum yang dibangun oleh Keraton Yogyakarta. Kedua museum tersebut menjadi saksi bisu pesatnya perkembangan kedua keraton. Hal ini bisa dilihat sendiri bagaimana kondisi kedua Museum yang sekarang masih eksis tersebut. Museum Radya Pustaka memiliki nilai penting sebagai museum pertama dan tertua di Indonesia. Nilai penting lainnya adalah museum ini juga tampak dari segi bangunannya yang menjadi bagian dari Taman Sriwedari sebagai pusat kebudayaan dan kesenian sejak awal pendirian hingga kondisinya saat ini yang sudah diambang penggusuran. read more