[HIMAPEDIA] Perspektif Benteng Van Der Wijck dalam Arkeologi Militer

Benteng adalah suatu tempat yang dibangun untuk difungsikan sebagai tempat pertahanan, dan lokasi pembangunan benteng pada umumnya berada di dekat pantai atau laut. Pemilihan lokasi tersebut bertujuan untuk mempermudah pemilik benteng dalam melihat musuh dari kejauhan. Salah satu benteng yang ada di Indonesia adalah Benteng Van Der Wijck. 

Benteng Van Der Wijck yang terletak di Gombong, Ibukota Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah ini merupakan benteng peninggalan Zaman Kolonial. Benteng ini terletak di wilayah kompleks Secata ( Sekolah Calon Tamtama ), yang beralamat di Jalan Sapta Marga Gombong. Bangunan ini memiliki ciri khas yang sama dengan bangunan Eropa, diantaranya ialah memiliki ketinggian dan ukuran bangunan yang besar, memiliki pintu dan jendela yang besar dan tinggi, dan juga di benteng ini terdapat tiang-tiang yang besar. 

Benteng ini dulunya didirikan pada tahun 1848 oleh Jenderal Van Den Bosch. Jenderal yang menguasai wilayah Kedu, dan menjadikan bangunan Benteng Van Der Wijck sebagai markas dagang VOC, kongsi perdangan milik Belanda. Van Der Wijck bukanlah nama awal yang diberikan untuk benteng ini, tetapi pada awal pembangunannya, benteng ini dinamakan Forth Cochius. Nama tersebut diambil dari pemimpin perang Belanda yaitu Frans David Cochius yang dulunya juga bertugas di daerah Bagelen yang merupakan salah satu wilayah eks-Karesidenan Kedu Selatan sebagai pemimpin perang melawan pasukan Diponegoro. Nama Benteng Forth Cochius diubah menjadi Van Der Wijck karena Van Der Wijck merupakan komandan perang yang berperang saat melawan perlawanan rakyat Aceh.

Benteng Van Der Wijck ini juga memiliki fungsi untuk menahan serangan dari pasukan Diponegoro yang berperang melawan Frans Cochius yang saat itu hendak menyerang Belanda, benteng ini juga dijadikan sebagai markas pertahanan Belanda dan juga dijadikan sebagai tempat untuk menyimpan senjata-senjata yang digunakan oleh Belanda disaat perang dengan pasukan Diponegoro. 

Pada tahun 1856, benteng ini pernah dijadikan sebagai sebuah sekolah khusus anak-anak dari Eropa, yang dinamakan Pupillen School atau sekolah calon militer. Pengaruh dari perubahan yang terjadi karena menjadi sekolah khusus militer, menjadikan lingkungan di sekitar benteng mulai tumbuh pemukiman militer. 

Benteng Van Der Wijck menjadi objek wisata sejarah di Kebumen setelah pihak TNI pada tahun 1998 bekerja sama dengan sebuah perusahaan untuk mengelola benteng ini, dan diresmikan pada tanggal 28 Desember 2000 untuk dijadikan sebuah objek wisata.

     

Gambar 1.1 Van Der Wijck Octagonal                     Gambar 1.2 Dimensi Benteng VDW

    Sumber: Website Kompas.                                                Sumber: Dokumentasi Pribadi.

Benteng Van Der Wijck ini juga memiliki ciri khas lainnya yaitu dibangun menggunakan bahan batu bata merah, dan menghasilkan warna merah yang dapat dilihat dari luar. Bangunan dari benteng ini berbentuk segi delapan atau octagonal pada bagian luar dan dalamnya. Benteng ini memiliki dimensi tinggi bangunan sekitar 9,67 m ditambah dengan sebuah cerobong dengan tinggi 3,33 m dan, luas dari benteng ini sekitar 7.168 m² untuk dua lantai dan 3.606 m² untuk satu lantainya. 

Arsitektur berbentuk octagonal atau segi delapan yang ada dalam benteng ini, sangat berguna jika fungsi dari pertahanan benteng ini telah lumpuh dan dapat memberikan counter atau serangan balik kepada para penyerang yang sudah memasuki benteng. Desain arsitekturnya sangat mendukung untuk dilakukan penyerangan secara serentak oleh pihak Belanda, dan dapat melakukan cover atau perlindungan antarsatu dan lainnya karena setiap ruangan di dalam benteng ini juga terhubungkan dengan adanya pintu antar ruangan.

Gambar 1.3 Octagonal Van Der Wijck dari sisi dalam benteng.

 Sumber: Dokumentasi Pribadi.

Benteng ini terdiri dari dua lantai, pada lantai pertama, benteng ini memiliki 4 pintu gerbang utama, 16 ruangan besar (barak) dengan ukuran 18×6,5m, kemudian terdapat 27 ruangan kecil dengan berbagai macam ukuran, 72 jendela dengan ukuran yang hampir sama, juga terdapat 63 pintu, baik pintu penghubung antarkamar atau ruangan maupun pintu keluar benteng, 8 anak tangga menuju lantai dua, dan terdapat dua tangga darurat.

Sedangkan di lantai dua, di dalam benteng ini terdapat 70 pintu penghubung 84 jendela, 16 ruangan besar (barak) dengan ukuran yang sama, kemudian terdapat juga 25 kamar kecil dengan berbagai macam ukuran, dan 4 tangga yang menghubungkan ke bagian atap genteng yang di mana atap gentengnya juga terbuat dari batu bata merah yang sangat kokoh dan kuat. (Yulianto, 2006:6).

Kesimpulannya, penggunaan Benteng Van Der Wijck pada zaman Belanda sangat berhubungan dengan kegiatan militer, baik untuk fungsi pertahanan maupun untuk fungsi kantor perdagangan dan pengelolaan pemerintah pusat. 

 

 

DAFTAR PUSTAKA:

Bloembergen M, Eickhoff M. (2013). 

Exchange and the Protection of Java’s Antiquities: A Transnational Approach to the Problem of Heritage in Colonial Java. The Journal of Asian Studies. Vol. 72(4): 893-916.

Gischa, S. (2020). 

Benteng Van der Wijck, Dulunya Bernama Fort Cochius. Kompas. 

URL: https://www.kompas.com/skola/read/2020/08/22/160000169/benteng-van-der-wijck-dulunya-bernama-fort-cochius?page=all.

Isnaniyah,F. 

Pemanfaatan Benteng Van Der Wijck Gombong Kabupaten Kebumen Jawa Tengah Sebagai Objek Wisata dan Sumber Belajar Sejarah. 

Kurniawan N.A, Sridiatmoko G.  

Pemanfaatan Benteng Van Der Wijck Gombong Kabupaten Kebumen Jawa Tengah Sebagai Sumber Belajar Sejarah dan Objek Pariwisata Pendidikan. 

Sejarah Universitas PGRI Yogyakarta.

Prihatmaji, Y. (2006).

Konservasi Benteng Van Der Wijck Gombong Kebumen Studi Kehandalan Struktur dan Bahan Bangunan. Jurnal Logika Vol. 3(2). Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia Jogjakarta.

Puputaryanto. (2013).

Wisata Sejarah Unik Di Benteng Van Der Wijck, Gombong

URL: https://backpackology.me/2013/02/11/wisata-sejarah-unik-di-benteng-van-der-wijk-gombong/.

Ditulis oleh : Kharisma Nabila

Editor Oleh : Maisy Pramaisella

Incoming search terms:

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.