Mengenal Diatom dalam Kajian Arkeologi Mikroskopik

Tulisan karya : M. Dziyaul F. Arrozain (Arkeologi 2017)

Apa kesan kalian saat membaca kata “mikrofosil” di artikel-artikel arkeologi? Tidak dipungkiri sebagian dari kita telah familiar dengan beberapa jenis mikrofosil, seperti serbuk sari (pollen), pati (starch), dan bahkan fitolit (fitolit). Ketiga hal tersebut memang merupakan mikrofosil yang sering digunakan dalam riset arkeologi. Tapi tahukah kalian, selain ketiga mikrofosil tersebut ternyata juga ada mikrofosil lain yang ikut berperan signifikan dalam riset arkeologi? Iyaa, mikrofosil itu adalah diatom (diatom). read more

Incoming search terms:

[HIMAPEDIA] Barang Antik: Maknanya Bagi Kolektor dan Arkeolog

Kehidupan manusia tidak terlepas dari benda-benda yang ada di sekitar mereka, baik yang telah disediakan oleh alam maupun yang mereka ciptakan sendiri dengan kemampuan dan pengetahuan yang mereka miliki. Sejak dulu hingga sekarang, benda-benda tersebut membantu manusia dalam melakukan pekerjaannya. Seiring berkembangnya waktu, benda-benda yang digunakan mengalami perubahan mengikuti perkembangan kemampuan dan pengetahuan manusia. Benda-benda lama digantikan oleh benda-benda baru yang lebih baik dan efisien untuk digunakan. Lalu, apakah benda-benda lama yang sudah tidak dipakai lagi hilang ditelan zaman? Sebagian iya, sebagian lainnya tidak. Ada banyak benda-benda lama yang kemudian bertahan hingga masa sekarang meskipun fungsinya sudah beralih menjadi benda pajangan. Benda-benda ini yang kita sebut sebagai benda atau barang antik. read more

Incoming search terms:

[Pengumuman Pemenang HIM-ART]

Yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba! Yap hari ini kami akan mengumumkan pemenang HIM-ART yang telah diadakan pada tanggal 15 Juni lalu dalam rangka memperingati Hari Purbakala ke-107. Sebelumnya, kami mengucapkan terima kasih kepada semua partisipan yang telah meramaikan acara HIM-ART dengan karya-karya yang menarik. Dari banyaknya karya yang masuk, maka kami menetapkan 3 orang sebagai pemenang. Ketiganya adalah:

1. Kanisa Triyandari A.

Plengkung Gading karya Kanisa Triyandari A.
Plengkung Gading karya Kanisa Triyandari A.

2. Sinfan Najia

Candi Borobudur karya SInfan Najia.
Candi Borobudur karya SInfan Najia.

3. Elfira Nurcahyani P.

Museum  Bank Indonesia Yogyakarta karya Elfira Nurcahyani P.

Selamat kepada para pemenang! Bagi yang belum menang, tetap semangat dan tunggu HIM-ART selanjutnya ya! read more

[OPINI] Lempar Koin di Situs Kuno: Siapa yang Mata Duitan?

Ilustrasi lempar koin pada situs.
Ilustrasi lempar koin pada situs. (goldeneaglecoin.com)

Tulisan karya : Ardhias Nauvaly (Arkeologi 2018)

Beberapa waktu silam saya menyambangi salah satu landmark Kota Semarang yang masyhur akan nilai sejarah. Ya, Lawang Sewu. Seperti halnya lokasi bersejarah lain, selalu ada unsur yang mengikuti dan malah menjadi salah satu poin menarik dari situs tersebut. Itulah yang biasa disebut mitos. Entah mengapa, manusia selalu memandang masa lalu sebagai paruh waktu yang penuh kekuatan tak terjamah atau katakanlah, gaib. Mungkin ini bentuk pengakuan manusia akan ketidakmampuannya dalam mengunjungi masa yang sudah-sudah itu. Maka dari itu, manusia melimpahkan semua ketidaktahuannya dalam bentuk cerita atau mitos. Salah satu bentuk mitos di Lawang Sewu ialah barangsiapa yang melempar koin ke bunkernya maka––katakanlah––akan mendapat kesejahteraan. Saya pun coba lempar koin kesana. read more

Incoming search terms:

[HIMAPEDIA] Sedikit Mengenal Pak Riboet: Sang Ahli Epigrafi Milik Indonesia

Riboet Darmosoetopo
Potret Riboet Darmosoetopo. (Dok. HIMA/Tyassanti Kusumo Dewanti)

(Yogyakarta, 19 Desember 1938 – Sekarang)

Riboet Darmosoetopo atau yang biasa disapa Pak Riboet adalah seorang arkeolog senior yang menekuni bidang epigrafi dan juga merupakan Alumnus Fakultas Sastra, Universitas Gadjah Mada. Pak Riboet sendiri mendapatkan gelar sarjananya pada tahun 1971 dan gelar doktornya pada tahun 1997.

Pada awal kuliahnya Pak Riboet memilih Jurusan Sejarah, tetapi kemudian mengganti minatnya menjadi Jurusan Arkeologi. Hal tersebut dianggap wajar karena pada waktu itu perpindahan jurusan belum memiliki mekanisme yang jelas. Pada masa kuliahnya, Pak Riboet mengonsentrasikan minatnya pada sejarah kuno dan kemudian mengambil epigrafi. Dalam bidang epigrafi inilah yang kemudian membawanya menjadi seorang peneliti dan pengajar di Universitas Gadjah Mada. Selain itu, ketika sedang mengeyam pendidikan tinggi Pak Riboet juga diangkat menjadi asisten dosen (alm.) Sartono Kartodirdjo. Hal tersebut menjadikan Pak Riboet termasuk sebagai pegawai dan dibebaskan dari pembayaran uang kuliah. Sementara pada akhir studinya, Pak Riboet memilih untuk meneliti Prasasti Salimar IV yang isinya mengenai penetapan tanah perdikan Hutan Salimar oleh Sang Pamgat Balahara. read more

Incoming search terms:

[HIM-ART] Lomba Menggambar tingkat SMA dan Mahasiswa

Halo teman-teman! Ada kabar gembira nih buat mengisi kegiatan saat di rumah aja.
HIMA UGM mengadakan
“Lomba Menggambar Tingkat SMA dan Mahasiswa”

Adapun timeline nya
15 – 30 Juni 2020 : Pengumpulan karya
1 – 6 Juli 2020 : Penjurian
7 Juli 2020 : Pengumuman pemenang

Pemenang akan mendapatkan uang pembinaan dan sertifikat. Oleh karena itu, jangan sampai kelewatan ya!

Untuk syarat dan ketentuan lebih lengkap ada di poster atau menghubungi narahubung yang tertera.

Narahubung
Ariq : 0858-0134-9225
Dymas : 0813-9036-7081 read more

Incoming search terms: