Telusur Jejak Peradaban di Candi Gambar Wetan

Oleh : Abednego Andhana Prakosa Jaya (Arkeologi 2018)

Kekayaan tinggalan arkeologis di Indonesia, terutama candi memang tiada habisnya untuk dibahas. Salah satu candi yang dapat dijumpai hingga kini adalah Candi Gambar Wetan yang terletak di Perkebunan Gambar, Desa Sumbersari, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur atau tepatnya di lereng sisi barat Gunung Kelud. Dilihat dari sisi geografisnya, Candi Gambar Wetan memiliki keunikan yang jarang dimiliki oleh candi lainnya. Letaknya yang tidak jauh dari aliran lahar dingin tampaknya merupakan suatu kesamaan yang hanya dimiliki dengan Candi Morangan di Yogyakarta. Selain itu, lokasinya yang jauh dari perkampungan juga mendukung upaya konservasi candi ini dari berbagai ancaman akibat pembangunan dan perkembangan penduduk.

Candi Gambar Wetan sendiri berada di atas bukit dengan tatanan punden berundak. Hal ini dibuktikan dengan adanya teras-teras yang dilengkapi dengan gapura dan arca Dwarapala di masing-masing teras. Selain itu, letak candi induk yang berada di teras teratas juga menunjukan bahwa candi ini memiliki tatanan punden berundak. Candi Gambar wetan sendiri memiliki kurang lebih 4 teras yang tersusun dari teras terbawah (teras 1) hingga teras teratas (teras 4). Kendati demikian, masih dijumpai beberapa struktur batuan yang memungkinkan adanya teras lain sebelum teras pertama.

Selain itu, di Candi Gambar Wetan juga terdapat lima patung Dwarapala yang terletak di pintu teras-teras candi. Satu patung Dwarapala di teras pertama (terbawah), sepasang patung Dwarapala di Teras kedua, dan Sepasang patung Dwarapala di teras ketiga. Antara teras pertama dengan teras kedua dapat dijumpai susunan batu andesit yang menyerupai tangga. Di teras kedua dijumpai struktur yang menyerupai pintu masuk atau gapura candi tanpa adanya temuan kala maupun ambang pintu. Di teras kedua dapat kita temui sepasang patung dwarapala dengan angka tahun di bagian lapik arca tersebut. Angka tahun dari kedua arca tersebut menunjukan anka 1360 Saka atau 1438 M. Angka tahun dari arca tersebut merujuk pada masa akhir Majapahit di masa pemerintahan Suhita (Munandar 2015: 85). Memasuki teras ketiga, dapat dijumpai sepasang arca Dwarapala dengan ukuran yang lebih kecil dari tiga arca Dwarapala sebelumnya. Dwarapala di teras ketiga lebih menunjukan gaya ukir yang mengarah pada aliran Tantrisme dengan taring yang lebih menonjol dan rangkaian kerangka di bagian lapik arca. Di teras ketiga, juga dijumpai struktur dengan ambang pintu yang berangka tahun. Belum dapat diketahui secara pasti hasil pembacaan angka tahun tersebut.

Setelah teras ketiga, kita memasuki teras empat yang merupakan teras utama Candi Gambar Wetan. Di teras empat terdapat empat struktur yang terdiri atas satu candi induk dan tiga candi perwara. Dua candi perwara memiliki arah hadap timur yang sama dengan candi induk sementara satu candi perwara lainnya hanya memiliki relief di bagian kaki tanpa adanya pintu atau arah hadap. Di candi Gambar Wetan, dua candi perwara berada di sisi utara candi induk, sementara satu candi perwara lainnya berada di sisi selatan candi induk. Candi induk sendiri dilengkapi dengan beberapa relief yang menunjukan sosok panji. Relief Panji juga dapat dijumpai di candi perwara bagian selatan. Selain relief panji, Candi Gambar Wetan juga memiliki relief raksasa di sisi selatan candi perwara, relief Gana di masing-masing sisi candi perwara selatan, Makara yang menyerupai naga di pintu masuk candi perwara utara, dan beragam panel hias dengan motif tetumbuhan atau fauna. Selain itu, dapat ditemukan bagian kaki dari arca-arca yang tidak dapat teridentifikasi. Berbagai hal tersebut tentunya menjadikan candi ini begitu menarik untuk diteliti lebih lanjut.

Editor : Candrika Ilham Wijaya (Arkeologi 2019)

 

Daftar Pustaka:

Kieven, Lydia. 2014. Menelusuri Figur Bertopi dalam Relief Candi Zaman Majapahit: Pandangan Baru terhadap Fungsi Religius Candi-candi Periode Jawa Timur Abad ke-14 dan ke 15. Jakarta: KPG

Munandar, Agus Aris. 2015. Keistimewaan Candi-candi Zaman Majapahit. Jakarta: Wedatama Widya Sastra

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.