MISTERI HILANGNYA HIDUNG SPHINX AGUNG GIZA

Oleh: Mohammad Rosihan Rafiudin
Sumber: giza.mused.org

Mesir merupakan negara yang sangat terkenal akan misterinya yang kebanyakan berkaitan dengan tinggalan arkeologisnya salah satunya saja Piramida Giza yang telah ditetapkan sebagai salah satu keajaiban dunia oleh UNESCO. Bahkan kita bisa melihat monumen tersebut dengan mudah contohnya di film-film Hollywood yang banyak mengambil latar bahkan berkaitan ceritanya dengan Piramida ini, dalam kompleks Piramida Giza terdapat patung yang tidak kalah ikoniknya dengan Piramida Giza itu sendiri yaitu Sphinx agung giza, Kata Sphinx sendiri kemungkinan mulai digunakan sekitar 2000 tahun lalu dan patung tersebut merujuk pada Ruti dewa singa yang duduk di pintu masuk dunia bawah dan menjaga cakrawala tempat matahari terbit dan terbenam. Patung ini merupakan salah satu monumen yang sangat terkenal di mesir bahkan di dunia. Bangunan ikonik ini memiliki ukuran yang besar dengan panjang sekitar 73 meter serta tinggi 20 meter dan dibangun pada masa pemerintahan Firaun Khafre yang memerintah pada 2558 – 2532 SM yang bertujuan sebagai penanda keberhasilan piramida khafre yang jaraknya berdekatan, Sphinx adalah makhluk yang berwujud singa bersayap elang dengan kepala manusia dan dipercaya sebagai makhluk penjaga makam. pasti banyak masyarakat umum yang mengetahui bahwa hidung sphinx itu tidak ada atau hilang.

Dibalik kegagahan dari patung sphinx, tidak ada yang tahu pasti bagaimana hilangnya bagian hidung dari patung ini yang pasti hal tersebut membuat banyak orang bertanya-tanya tentang kapan,bagaimana,dan siapa yang menghilangkan hidung sphinx ini, sehingga banyak teori yang muncul dari ahli bahkan masyarakat umum yang sangat menarik untuk dibahas. Salah satu teori tentang hilangnya hidung Sphinx menerangkan bahwa hilangnya hidung sphinx ini dikarenakan oleh Napoleon Bonaparte yang saat itu memerintahkan pasukanya untuk menembakkan meriamnya ke arah patung sphinx saat Prancis melakukan pertempuran di Mesir pada tahun 1798, cerita menjadi mitos yang sangat terkenal pada saat itu. Cerita tentang penaklukan Mesir oleh Napoleon Bonaparte ini cukup terkenal di seluruh dunia, Tetapi tidak ada bukti bahwa Napoleon Bonaparte adalah orang yang bertanggung jawab dalam kasus ini karena tidak ada bukti sejarah yang menunjukkan bahwa Napoleon berkata atau memerintahkan hal tersebut. Bukti lain yang dapat membantah teori tersebut adalah ilustrasi yang dibuat oleh Frederick Louis Norden yang merupakan penjelajah, yang saat itu melakukan penjelajahannya ke Mesir dan pada karyanya yang berjudul “Travels in egypt and Nubia” pada tahun 1755 ia menggambarkan reruntuhan makam dari khufre dan Menkaure yang menunjukkan juga bahwa ikon piramida tersebut sudah tanpa hidung. Sehingga hal ini bisa membuktikan bahwa pasukan Napoleon bukanlah pelaku dari hilangnya hidung tersebut karena terdapat bukti bahwa hidung tersebut sudah tidak ada dari sebelum Napoleon melakukan invasinya ke Mesir. Hal ini sama seperti spekulasi yang mungkin kurang terkenal di masyarakat umum yaitu hilangnya hidung sphinx dikarenakan seniman di masa lalu yang melakukan vandalisme atau pengrusakan namun perlu diingat hal tersebut hanyalah dugaan dari masyarakat yang menyebar dari mulut ke mulut..

Sumber: commons.wikimedia.org

Teori lain mengungkapkan bahwa perusakan patung Sphinx ini terjadi pada masa kekhalifahan islam. Teori ini berkembang dan dikaitkan karena adanya kepercayaan bagi seorang muslim bahwa patung merupakan simbol kemusyrikan, tidak terkecuali patung-patung lain di kota Giza. Teori ini bisa terjadi karena dari abad ke-7 M hingga 16 M Mesir dikuasai oleh kekhalifahan islam, Sejarawan bernama Al-Maqrizi menyebutkan di dalam bukunya yang berjudul “Al-Mawa’iz wa al I’tibar bi Dhikr al Khitat wa al-Athar” dia mengungkapkan bahwa pada tahun 1378 ada seorang muslim yang bernama Saim al-Dahr yang saat itu menemukan petani lokal memberikan sesembahan dengan tujuan mendapatkan hasil panen yang menguntungkan, karena ia menentang tindakan yang dilakukan petani tersebut maka dia merusak patung tersebut. Ada juga yang mengatakan bahwa Sultan Saif al-Din Tuquzdamur yang merupakan pemimpin di masa itu memerintahkan penghancuran Sphinx karena dinilai tidak islami dan merupakan bentuk kemusyrikan. Namun banyak yang membantah catatan Al-Maqrizi ini karena tidak ada bukti fisik yang memperlihatkan bahwa hidung sphinx dihancurkan oleh manusia pada masa itu.

Selain itu ada juga teori yang mengungkapkan bahwa hilangnya hidung sphinx ini disebabkan oleh alam yaitu karena erosi pasir dan angin di wilayah gurun yang panas, tandus, keras, dan kering. Berdasarkan ahli geologi juga menyebutkan bahwa daerah Mesir memiliki perubahan cuaca yang cukup drastis pada selama beberapa ribu tahun terakhir bahkan studi oleh sekelompok peneliti University of British Colombia, Kanada pada tahun 2009 mengungkapkan bahwa pola erosi telah ditemukan pada batu-batu yang ada di sekitar Sphinx. Hal semacam ini juga terjadi karena erosi air. Namun banyak ahli yang masih meyakini bahwa penyebab hilangnya hidung sphinx dikarenakan ulah manusia. Berdasarkan penelitian Mark Lehner ia menyebutkan bahwa mungkin hidung sphinx dirusak dengan palu atau pahat ke dalam hidung lalu dicungkil ke arah kanan. Penggalian arkeolog pada awal abad ke-19 menemukan bahwa tidak hanya hidung sphinx yang hilang namun ada potongan janggut batu berukir dan lambang kerajaan dari hiasan kepalanya, selain itu ia menemukan residu pigmen berwarna merah yang terdapat pada wajahnya hal ini bisa disimpulkan bahwa wajah sphinx terdapat warna merah di beberapa titik, Warna biru dan kuning juga terdapat di bagian lainnya.

Dari sekian banyak teori yang telah dipaparkan tidak ada satu teori pun setidaknya hingga saat ini yang dapat membuktikan kebenaran akan hilangnya hidung sphinx bahkan dari ratusan makam di giza dengan prasasti hieroglif yang berumur sekitar 4.500 tahun tidak ada yang menyebutkan penjelasan mengenai patung itu. “orang mesir tidak menulis sejarah, jadi kami tidak kami tidak memiliki bukti kuat mengenai apa yang dipikirkan para pembangun sphinx” kata James Allen yang merupakan Egyptologist dari Brown University. Namun bagaimana pun juga yang telah para peneliti maupun pihak yang telah melontarkan teori katakan, kita sebagai masyarakat umum sudah sepantasnya untuk menghargai para peneliti yang berusaha memecahkan misteri ini. Meski misteri hilangnya hidung patung Sphinx ini dianggap sebagai pertanyaan yang semata-mata mungkin dianggap suatu hal yang remeh. Dan sampai sekarang hilangnya bagian hidung patung Sphinx ini terus akan menjadi misteri yang belum terpecahkan.

Referensi

Lehner, M. (2008). The Complete Pyramids: Solving the Ancient Mysteries. Thames & Hudson

Wijaya, H. (2011). Piramida: Peninggalan Karya Seni Dunia dari Wilayah Barat Hingga Timur (Bagian I). Humaniora, 2(1),754-763.

Sysilia T. (2022). Siapa yang Bertanggung Jawab Atas Hilangnya Hidung Sphinx Agung Giza. Diakses dari https://nationalgeographic.grid.id/read/133420803/siapa-yang-bertanggung-jawab-atas-hilangnya-hidung-sphinx-agung-giza?page=all

Evan Hadingham. (2010). Uncovering Secrets of the Sphinx. Diakses dari https://www.smithsonianmag.com/history/uncovering-secrets-of-the-sphinx-5053442/

The Journal of Ancient Egyptian Architecture. (2018). Vol 3.

 

Incoming search terms: