Merebut Sepuluh Kuota PIAMI Makassar

Pertemuan puluhan calon peserta PIAMI 2014 dari Mahasiswa Jurusan Arkeologi UGM, beberapa hari yang lalu, menjelaskan satu hal: Kuota peserta maksimal dari tiap universitas, hanya terbatas sepuluh orang.

Pada tahun 2014 ini, Pertemuan Ilmiah Arkeologi Mahasiswa Indonesia, atau yang biasa dikenal dengan PIAMI akan kembali diselenggarakan di Makassar, Sulawesi Selatan, dengan Universitas Hasanuddin sebagai tuan rumah. Rencana, event besar ini akan dilaksanakan pada tanggal 10 sampai 19 Agustus 2014. Pihak UGM mulai bersiap menyambut, proses seleksi pendaftaran untuk merebut sepuluh kuota yang sangat terbatas ini pun mulai dipersiapkan.

Dari puluhan mahasiswa yang mendaftar melalui seleksi tahap pertama, pada pertemuan di perpustakaan jurusan arkeologi UGM menghasilkan sebuah keputusan untuk kembali menyeleksi puluhan pendaftar ini hingga tersaring menjadi sepuluh orang. Dalam perebutan kuota ini para pendaftar harus kembali mengumpulkan esai dengan deadline 30 Maret ini, dan selanjutnya menjalani seleksi tingkat lanjut yang baru dipersiapkan. Sempat ribut tentang komposisi-persentase tiap angkatan dalam sepuluh orang yang akan berangkat ke Makassar agustus nanti, musyawarah pun berakhir dengan voting yang dimenangkan oleh komposisi 4-4-2 (4 dari Angkatan 2013, 4 dari 2012, dan 2 dari 2011). Namun, komposisi ini hanya akan ditempati oleh para calon peserta yang mendapat hasil tertinggi di dalam seleksi lanjutan nanti.

Menurut wacana yang beredar, PIAMI tahun ini akan sangat berkaitan dengan pengelolaan sumber daya arkeologi. Oleh itu, maka para peserta esok akan menjalani survey untuk langsung bertatap muka dengan objek arkeologi. Sehingga, mau tak mau, akan membutuhkan kekuatan fisik yang baik agar dapat menjalankan event ini dengan maksimal.

Harapannya, selain membawa nama besar Arkeologi Universitas Gadjah Mada, para peserta utusan UGM ini akan mampu menyerap pelajaran dari perjalanan acara PIAMI nanti sebagai persiapan menuju PIAMI 2016 yang akan diselenggarakan di UGM, Sleman, Yogyakarta.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.