[HIMAPEDIA] Menilik Peradaban Manusia Prasejarah pada situs Gua Pawon, Jawa Barat

Gambar 1. Situs Prasejarah Gua Pawon (Sumber: Rimbyana, 2019)

Menilik Peradaban Manusia Prasejarah pada situs Gua Pawon, Jawa Barat

Gambar 1. Situs Prasejarah Gua Pawon (Sumber: Rimbyana, 2019)

Kehidupan yang ada pada masa lalu tidak akan pernah terlepas dengan peninggalan arkeologi, yang mana peninggalan tersebut dapat dijadikan sebagai bukti adanya kehidupan pada masa lampau yang dibantu dengan data arkeologi lain serta pertanggalannya. Himapedia kali ini akan mengajak teman-teman untuk menilik Peradaban Manusia Prasejarah pada Situs Gua Pawon yang ada di Jawa Barat. 

Bukti temuan yang ada pada manusia Prasejarah di Jawa Barat ini berbanding terbalik dengan temuan yang ada di luar Jawa Barat. Situs-situsnya masih belum diungkap secara maksimal. Jika mengacu pada teori out of Africa, yang mana seharusnya manusia Prasejarah pada saat itu melewati daerah Jawa Barat dan menjadikannya sebagai tempat tinggal untuk memulai kehidupan karena di daerah tersebut tersedianya fasilitas alam berupa Danau Bandung Purba. Namun entah mengapa hingga artikel ini ditulis bukti tinggalannya masih sangat sedikit. Meskipun begitu bukan berarti tidak ada sama sekali bukti peninggalan manusia prasejarah di Jawa Barat, terutama pada daerah sekitar Danau Bandung Purba. Salah satu dari banyaknya bukti kehidupan manusia prasejarah di Jawa Barat adalah kehidupan Pawon Men yang berada pada situs Gua Pawon.

Secara administratif, situs gua ini termasuk kedalam Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Lokasi dari gua ini berada sekitar 24km ke arah barat dari pusat Kota Bandung. Kabar baiknya lokasi gua ini sudah dapat dikunjungi dan mudah untuk diakses seperti kendaraan bermotor dikarenakan jalannya yang sudah beraspal, sedangkan untuk kodisi fisik dari gua ini dipenuhi dengan stalagtit dan stalagmit yang sudah rusak dikarenakan adanya kegiatan penambanhgan batu gamping yang dilakukan pada daerah sekitar situs. 

Dalam kronologi penemuan serta penelitian arkeologi yang dilakukan pada gua ini sendiri berawal pada tahun 2000 dimana Kelompok Riset Cekungan Bandung menemukan gua-gua Prasejarah pada daerah Gunung Masigit saat sedang melakukan riset hingga kelompok ini menemukan suatu anomali yang berada pada gua tersebut saat melakukan pengamatan menggunakan alat geomagnetik (Yondri, 2012: 164). Kemudian pada tahun 2003, Balai Arkeologi Bandung (Sekarang menjadi Balai Arkeologi Jawa Barat) mulai melakukan penelitian di lokasi gua tersebut hingga tahun 2005.

   
Gambar 2. Penemuan Kerangka Pawon Men dengan lokasi ditemukannya kerangka yang ditandai dengan miniatur temuan (Sumber: Buhori, 2015 (kiri) dan sukabumiupdate.com (Kanan))

 

Dari hasil penelitian tersebut, diketahui bahwa pada daerah Gunung Masigit terdapat dua gua selain dari Gua Pawon yang memiliki luas yang cukup besar dan diduga terdapat tinggalan kebudayaan masyarakat, diantaranya adalah Gua Peteng dan Gua Ketuk. Sedangkan pada gua Pawon itu sendiri, dalam empat lapisan tanah yang digali oleh tim peneliti menemukan beberapa bukti indikasi peninggalan manusia prasejarah pada masa itu, diantaranya adalah alat serpih obsidian, kalsedon, alat tulang, fragmen tulang hewan, fragmen tembikar dan porselin, serpih tatal, serpih jasper dan batu hijau, perkutor, sisa arang, sisa rangka manusia berupa kepala manusia, bagian tengkorak belakang, perhiasan dari tulang hewan (gigi ikan dan taring), tiga rangka bagian tubuh manusia,  serta sisa moluska yang bercampur dengan kebudayaan masa kini (Yondri, 2012: 164) dengan pertanggalannya yang diperkirakan berada pada Masa Mesolitik akhir hingga Masa Neolitik (Nurfaridah et al, 2019: 288).

Dengan ditemukannya temuan tersebut dapat diindikasikan jika kehidupan manusia di gua ini sudah termasuk tingkat yang cukup pesat pada masa itu, baik dalam tingkat teknologi, sosial, budaya, dan ekonomi. Hal ini mengindikasikan bahwa manusia yang bermukim pada situs gua ini pada masa itu, merupakan manusia yang nomaden namun menetap dengan waktu yang cukup lama, hal ini dapat diindikasikan dengan tidak ditemukannya sistem irigasi yang digunakan untuk bercocok tanam pada wilayah sekitar situs (Permana, 2020: 4). Dapat disimpulkan pula jika kegiatan berburu, meramu, serta mengumpulkan makanan merupakan kegiatan dominan yang dilakukan Pawon Men (Sebutan untuk manusia yang sempat menempati Gua Pawon pada masa prasejarah), baik itu tumbuhan maupun hewan. Namun disini, Permana (2020: 8) memperkirakan jika pola konsumsi Pawon Men pada masa itu lebih dominan pada daging hewan.

Selain dari perilaku kegiatan manusia Gua Pawon pada masa itu, terdapat beberapa hal menarik tentang pemilihan Gua Pawon sebagai salah satu hunian terbaik, terutama pada masa prasejarah. Dimana meskipun Gunung Masigit merupakan wilayah karst yang sudah jelas kurang baik menjadi daerah tempat tumbuhnya tumbuhan, daerah gunung ini memberikan posisi strategis tersendiri bagi manusia dalam berlindung dari predatornya. Selain itu, dengan kemampuan manusia Prasejarah yang bisa dibilang mampu melebihi kapasitas manusia pada masa kini, baik dalam segi kekuatan, ketangkasan, kecepatan, kepintaran, dan lain sebagainya. Mungkin bukan hal yang cukup sulit untuk melakukan kegiatan perburuan, pengumpulan makanan serta bahan baku alat pada siang hari dengan kawasan eksplorasi bisa mencapai lebih dari 10km serta berlindung maupun bersembunyi pada daerah pegunungan pada malam harinya.

Kesimpulannya, kehidupan manusia Prasejarah pada daerah Jawa Barat memang sangat menarik untuk dibahas. Namun dikarenakan dengan sangat terbatasnya bukti pendukung kegiatan manusia Prasejarah pada daerah ini membuat rekonstruksi kehidupan manusia di Jawa Barat menjadi sangat lambat dan memiliki tantangannya tersendiri. Walaupun begitu, penulis sendiri yakin jika seiring waktu berjalan akan terungkap fakta menarik dari kehidupan manusia prasejarah di Jawa Barat sedikit demi sedikit. 

 

Daftar Pustaka

Elizabeth, et al. 2017. Age Estimation of Pawon Men Through Teeth Identification Using Johanson Method Through CBCT 3D Radiograph. Amerta. 36(1), 1-66.

Permana, M. D. A. 2020. Survei Aksesibilitas Sumber Daya Alam Makanan dan Minuman bagi Kehidupan Manusia Purba Pawon Men melalui Peta dan Analisis Temuan Rangka. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Yondri, L. 2012. Potensi Arkeologi di Gunung Pawon dan Sekitarnya (Permasalahan dan Peluangnya dalam Pengelolaan dan Pelestarian). Purbawidya. 1(1). 161-180.

Nurfaridah, D. et al. 2019. Artefak Rijang Situs Gua Pawon. Humanis. 23.

Ahmad, A. et al. 2017. Description of Dental Caries and Effects of Foods on Tooth Destruction in Skull of Pawon Man. Purbawidya. 6(2).

Chia, S. et al. 2008. L’origine des Artefacts d’obsidienne de Gua Pawon, Dago et Bukit Karsamanik à Bandung, Indonésie. L’anthropologie.

Maulana, Y. C. 2011. Pengelolaan Berkelanjutan Kawasan Karst Citatah – Rajamandala. Region. 3(2).

Fauzan, M. I et al. 2019. Identifikasi Pola Makan Manusia Pawon Melalui Gambaran Densitas Tulang Alveolar. Purbawidya. 8(1).

Sukabumiupdate.Com. 2017. Dua Kerangka Manusia Purba Ditemukan di Gua Pawon. https://sukabumiupdate.com/posts/ragam-berita/nasional/22626-dua-kerangka-manusia-purba-ditemukan-di-gua-pawon. Diakses tanggal 14 Maret 2021.

Buhori, I. 2015.  Kondisi Kerangka Manusia Purba yang Berada di Gua Pawon. https://m.merdeka.com/foto/gaya/626658/20151120231211-jejak-manusia-purba-di-gua-pawon-006-isniqbal-nugroho.html. Diakses tanggal 14 Maret 2021.

Rimbayana, A. 2019. Stone Garden dan Gua Pawon, Wisata Petualangan Tersembunyi di Padalarang. https://travelingyuk.com/stone-garden-dan-gua-pawon-padalarang/258862. Diakses tanggal 14 Maret 2021.

Penulis : Muhammad Duta AC Permana

Editor : Maisy Pramaisella

Incoming search terms:

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.