PRAKTIK AMPUTASI PADA 31.000 TAHUN YANG LALU DI KALIMANTAN
Oleh : Mohammad Rosihan Rafiudin
Semenanjung Sangkulirang-Mangkalihat, Kalimantan Timur menyimpan wilayah yang berisikan kawasan pegunungan karst batu kapur yang luas dan juga terdapat banyak gua batu kapur dengan bukti arkeologis peninggalan manusia prasejarah di dalamnya, salah satu bukti arkeologis yang paling terkenal dan berpengaruh di kawasan pegunungan karst Sangkulirang-Mangkalihat ini adalah banyaknya ditemukan gambar cadas pada gua-gua yang ada di wilayah tersebut bahkan ditemukan juga gambar cadas tertua yang berusia 40.000 tahun yang lalu. Namun, temuan menarik di kawasan ini tidak hanya berhenti di situ, di situs Liang Tebo yang merupakan gua kapur dengan tiga kamar seluas 160 m2, di dalamnya ditemukan bukti praktik amputasi yang sangat awal yaitu sekitar 31.000 tahun yang lalu. Temuan ini dianggap sebagai bukti paling awal dari sebuah tindakan medis yang kompleks dan puluhan ribu tahun lebih awal dibanding “operasi” zaman batu yang ditemukan di situs-situs di seluruh Eurasia. Penemuan ini sangat penting karena merupakan bukti bahwa setidaknya beberapa pemburu-peramu di Asia Tenggara telah mengembangkan pengetahuan dan teknik medis yang lebih unggul sebelum revolusi neolitikum sekitar 12.000 tahun yang lalu. Penemuan amputasi di Liang Tebo ini diungkap oleh Profesor Maxime ‘Max’ Aubert sebagai pemimpin proyek penelitian dari Griffith Centre for Social and Cultural Research bersama tim arkeologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), FSRD Institut Teknologi Bandung (ITB), dan BPCB Kalimantan Timur pada tahun 2020 lalu.