Materi Persiapan: Mengapa Pariwisata

Makassar, 10 Agustus 2014 – pembahasan mengenai banyak hal yang mendasar menjadi event pembuka yang menarik di Aula Prof. Mattulada, FIB, Universitas Hasanuddin. Dalam event ini, para peserta PIAMI disuguhkan materi dasar seperti materi prasejarah sulawesi selatan dan potensi besar di balik kawasan kars maros-pangkep yang menjadi fokus permasalahan pada PIAMI kali ini.

Selain itu, para peserta juga disuguhkan dengan materi tentang peran pemerintah dan berbagai lembaga semisal BPCB Makassar, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Maros dan pangkep. Yusriadi Arif, terutama, dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata maros menyampaikan perannya membentuk kelompok sadar wisata yang sudah dirintis dan dikembangkan sedikit demi sedikit. Tak hanya itu, dilakukan pula pelatihan kepemanduan wisata dan pelatihan pembuatan souvenir. Harapannya dengan langkah yang terus dijalankan sedikit demi sedikit namun konsisten ini, bisa membuat masyarakat maros menjadi masyarakat yang mampu mendukung kemajuan pariwisata di sana. Hasilnya terbukti, Ia menuturkan sikap masyarakat yang sudah sangat tegas menolak pertambangan dan lebih mendukung majunya sektor pariwisata. Dengan langkah ini pun, menururtnya lebih berdampak baik bagi berkembangnya pelestarian warisan budaya yang ada di sana bagi pariwisata dibanding dengan sekonyong-konyong mengusulkan warisan budaya di sana menjadi world heritage, “saya rasa itu membutuhkan syarat-syarat yang sulit dan butuh pertanggung jawaban setelah pengajuannya” kira-kira begitu tanggapan Hasbiansyah Zulfahri, salah seorang delegasi dari UGM. read more

PIAMI YANG BERBEDA!

Pertemuan Ilmiah Arkeologi Mahasiswa Indonesia, atau yang lebih terkenal dengan nama PIAMI sudah memasuki pertemuan yang kelima belas. Ada yang berbeda pada PIAMI tahun ini. Jika PIAMI sebelum-sebelumnya hanya diselenggarakan selama tiga hari, maka acara ilmiah mahasiswa arkeologi se-Indonesia yang bertajuk “archaeology for society” kali ini diselenggarakan selama sepuluh hari.

Banyak pertimbangan yang diambil oleh Universitas Hasanuddin yang menjadi panitia penyelenggara PIAMI tahun ini. Salah satunya, mereka menyayangkan PIAMI sebelumnya yang hanya berisikan penelitian dan pemaparan saja. Oleh karena itu, pada pertemuan yang kelima belas ini, mereka membuat acara yang juga mengikutkan para mahasiswa dalam penyelesaian berbagai masalah yang ada di masyarakat. read more

Menyambut 101th Hari Purbakala

Pada abad ke-17, jauh sebelum ilmu arkeologi berkembang dan benda-benda arkeologi menjadi objek penelitian, pengumpulan benda-benda arkeologi banyak dilakukan para kolektor dari Eropa. Motivasi mereka adalah hobi semata. Benda-benda yang dianggap unik, mereka bawa dan simpan di suatu tempat. Ketika itu G.E. Rumphius (1628-1702), seorang naturalis Jerman, tidak hanya tertarik pada dunia flora dan fauna di Nusantara. Dia pun mengumpulkan berbagai benda prasejarah. Rumphius sering menghadiahkan benda-benda prasejarah kepada para pejabat kolonial. Dia pun banyak menulis tentang benda-benda prasejarah yang dikoleksinya. Sayang, catatan Rumphius kurang lengkap sehingga menyulitkan pengidentifikasian asal-usul benda. read more

Ceria bersama, Arkeologi Goes to School!

UGM. Selasa, 15 April 2014 –– Acaranya asyik! Haha! Celetuk salah seorang peserta Arkeologi Goes to School pada temannya yang tidak bisa mengikuti acara itu, Sabtu, 12 April kemarin. Wajahnya menyinarkan keceriaan yang sangat. Acara Arkeologi Goes to School ini berhasil memberikan kesan sangat baik bagi seluruh peserta dan panitia. Meskipun, keceriannya memang sedikit membuat sebal sang teman yang tidak dapat hadir di momen itu.

Wajah gembira, senyum sumringah, hati membuncah. Kegembiraan merekah dan bersinar dari wajah sekitar tiga puluh tujuh siswa kelas 5 SDN 1 Bokoharjo. Bagaimana tidak, Sabtu lalu, 12 April 2014, mereka kedatangan belasan warganing HIMA yang mengajak mereka untuk jalan-jalan sambil bermain bersama secara gratis dan meriah, dalam acara yang bernama Arkeologi Goes to School. read more

Bersama Roemah Toea: Pembersihan Stasiun Maguwoharjo

Sabtu, 29 Maret 2014 -Rombongan kecil warganing HIMA berangkat menuju stasiun Maguwoharjo, yang kini sudah tak lagi aktif sejak 2006. Rombongan yang berisikan Hendry dkk ini, diundang sebuah komunitas pecinta sejarah kereta api bernama Roemah Toea. Sebuah komunitas yang sebelumnya telah menggelar pameran perkembangan perkereta apian di Bentara Budaya Yogyakarta beberapa minggu sebelumnya, untuk melakukan kegiatan pembersihan di stasiun Maguwoharjo. Berbekal peralatan kebersihan yang apa adanya, Himpunan Mahasiswa Arkeologi berkolaborasi dengan Komunitas Roemah Toea. read more

Merebut Sepuluh Kuota PIAMI Makassar

Pertemuan puluhan calon peserta PIAMI 2014 dari Mahasiswa Jurusan Arkeologi UGM, beberapa hari yang lalu, menjelaskan satu hal: Kuota peserta maksimal dari tiap universitas, hanya terbatas sepuluh orang.

Pada tahun 2014 ini, Pertemuan Ilmiah Arkeologi Mahasiswa Indonesia, atau yang biasa dikenal dengan PIAMI akan kembali diselenggarakan di Makassar, Sulawesi Selatan, dengan Universitas Hasanuddin sebagai tuan rumah. Rencana, event besar ini akan dilaksanakan pada tanggal 10 sampai 19 Agustus 2014. Pihak UGM mulai bersiap menyambut, proses seleksi pendaftaran untuk merebut sepuluh kuota yang sangat terbatas ini pun mulai dipersiapkan. read more