Rekam Jejak di Atas Kanvas: Menerawang Sosok Ivan the Terrible melalui Lukisan

Oleh : Corinthia Gracia Maharani

 

Potret sebuah pembunuhan paling melankolis pernah menjadi kontroversi di skena seni  lukis Rusia. Lukisan tersebut pada akhirnya menjadi rekam jejak yang mempengaruhi cara  pandang banyak orang terhadap salah satu penguasa paling influensial di Rusia.  

Pada masa modern ini, rekam jejak termudah yang dapat diambil dan diakses oleh  banyak orang ialah fotografi. Fotografi, ditambahkan beberapa utas tulisan dan diunggah ke  internet, dapat menjadi rekam jejak digital yang dapat menguntungkan atau merugikan citra  seseorang di masyarakat. Namun pada abad ke-19 silam, lukisan menjadi salah satu media yang  populer dalam merekam kejadian. Lukisan, terutama yang beraliran naturalisme dan realisme, dapat menggambarkan suatu peristiwa secara mendetail dan menangkap kesan pribadi sang  pelukis dalam karyanya. Baik itu sekedar potret diri, pemandangan alam, lingkungan perkotaan, kisah heroik, hingga tragedi dapat menjadi bahan pencerita sejarah yang mudah  dicerna. Di dalam artikel ini akan dibahas bagaimana beberapa lukisan  dapat mengkonstruksi cara pandang masyarakat awam terhadap Ivan the Terrible, tsar pertama  Rusia.  

Siapakah Ivan the Terrible

Gambar 1. Lukisan ”Tsar Ivan the Terrible” karya Viktor
Vasnetsov. Sumber: Wikipedia

Ivan Vasilyevich atau yang sering disebut dengan Ivan IV, Ivan the Terrible (Ivan yang  Mengerikan), atau Ivan Grozny adalah tsar pertama Ketsaran Rusia yang memerintah dari  tahun 15347-1584. Ia merupakan cucu dari Ivan III dan anak dari Vasili III. Kedua  pendahulunya memiliki visi besar untuk menyatukan Rusia, namun Ivan IV-lah yang berhasil  mengaktualisasi visi tersebut. Ayahnya meninggal saat Ivan IV berusia tiga tahun, sementara  ibunya meninggal saat ia masih berusia 8 tahun. Ketiadaan sosok orang tuanya membuat  banyak faksi bangsawan bertarung untuk mendapat kekuasaan melalui Ivan yang polos. Akibatnya, ia memiliki dendam dan kebencian pribadi pada kelompok bangsawan yang disebut  “boyars”.

 

Gambar 1. Perbandingan luas teritori Rusia modern dengan masa sebelum dan
sesudah pemerintahan Ivan IV. Sumber:
https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=1PvRAwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR2&dq
=ivan+the+terrible&ots=YP2o_5FRka&sig=UElXBiDW3bAYICosIdkt5TMmmZ4&redir_es
c=y#v=onepage&q=ivan%20the%20terrible&f=false

Semasa pemerintahannya, Ivan IV memerintah dengan otoriter serta mengerahkan pasukan militernya tanpa henti. Bahkan disebutkan dalam rentang waktu pemerintahannya hanya terdapat tiga tahun peperangan tidak terjadi (Filjushkin, 2008). Perang konstan ini tidak  berbuah masam, Ivan berhasil memperluas wilayah kekuasaan Ketsaran Rusia sebagai langkah  awal “menyatukan Rusia”.

 

Gambar 2. “Tsar Ivan IV Vasilyevich the Terrible 1530-84
Conquering Kazan” karya Aleksei Danilovich Kivshenko (1880-an).
Sumber: 1st Art Gallery

 

Di balik persona despotis Ivan IV dalam memerintah, terdapat ketidakstabilan mental  yang turut mempengaruhi kebijakan dan tindakannya. Beberapa tindakan “mental” yang  pernah dilakukan oleh Ivan the Terrible meliputi; “menikahkan” Uskup Agung Pimen dari  Novgorod dengan seekor kuda, menikah delapan kali, membentuk oprichniki sebagai cikal  bakal polisi rahasia Rusia dan KGB, membantai rakyat Novgorod secara membabi buta,  membantai rakyat Kota Kazan, eksekusi dan penganiayaan kaum boyars, membakar Mikhail  Vorotynsky (pimpinan tentara Rusia melawan Kekhanan Krimea) hidup-hidup, indikasi  kecanduan merkuri, memukuli menantu perempuanya hingga mengalami keguguran, hingga  memukuli putranya sampai titik darah penghabisan. 

 

Gambar 3.. Lukisan “Oprichniki” karya Nikolai Nevrev
(1870-an). Sumber: Wikimedia Commons

Ivan the Terrible and His Son Ivan” Karya Ilya Repin 

Salah satu dari daftar tindakan Ivan IV yang diabadikan dan menuai kontroversi ialah  potret dirinya seusai memukuli putranya, tsarevich Ivan Ivanovich, yang dipercaya menjadi  penyebab kematian putranya beberapa hari kemudian. Karya ini digarap oleh Ilya Repin pada  tahun 1883-1885 dan diberi judul “Ivan the Terrible and His Son Ivan on November 16, 1581”.  Lukisan yang sekarang disimpan di Galeri Tretyakov, Moskow, Rusia ini dilukis dengan cat  minyak pada media kanvas dengan menggunakan gaya realisme. Gaya realisme dapat dilihat  dari unsur kejujuran pada lukisan yang menceritakan peristiwa nyata di kehidupan sehari-hari  pada suatu era melalui gambaran yang terperinci.

 

Gambar 4. “Ivan the Terrible and His Son Ivan on November 16,
1581” karya Ilya Repin. Sumber: Wikiart.org

Di dalam lukisan ini terdapat dua subjek utama, yakni Ivan IV dan putranya, Ivan  Ivanovich. Ivan IV sedang duduk bersimpuh sembari mendekap putranya yang sudah terbujur  lemas dan bergelimang darah. Menurut beberapa sumber, peristiwa ini dilatarbelakangi oleh  perbedaan pendapat politis antara Ivan Vasilyevich dengan Ivan Ivanovich. Namun, teori yang  populer di kalangan masyarakat mengatakan bahwa konflik dipicu oleh penganiayaan fisik  Ivan IV terhadap istri Ivan Ivanovich yang sedang hamil. Uniknya, lukisan ini tidak  mencerminkan amarah, tetapi suasana haru dan penyesalan.  

Untuk menggambarkan adanya perkelahian, pada latar lukisan ini terdapat perabotan yang berserakan, karpet yang terlipat-lipat menunjukkan adanya pergolakan fisik kedua tokoh,  dan suasana suram yang melingkupi ruangan tersebut (terlihat dari bagian atas lukisan yang  seperti berkabut hitam). Selain itu, pada bagian bawah kanan lukisan dapat dilihat sebuah  tongkat yang digunakan Ivan the Terrible untuk memukul putranya hingga kepalanya  bersimbah darah. 

Jika diperhatikan secara mendetail, posisi tubuh serta raut wajah Ivan IV menunjukkan  penyesalan terhadap tindakannya. Bola matanya yang terbelalak seolah hampir keluar dari  kedua lumbungnya, alis yang terlihat secara samar mengernyit ke atas, serta detail pada batang  hidungnya yang seperti sedang menarik nafas dalam-dalam dilukiskan dengan apik oleh Ilya  Repin sehingga pesan kedukaan yang melankolis sekaligus suasana yang mencekam pada  kejadian ini tersampaikan dengan baik kepada audiens.

 

Gambar 5. “Ivan the Terrible with the Body of His Son”
karya Vyacheslav Schwarz, 1864. Sumber: Artguide.com

Mata Rakyat vs Mata Dunia 

Lukisan bersifat statis dan hanya mampu menampilkan secuplik dari keseluruhan  peristiwa. Saat dipajang di sebuah pameran atau galeri pun, sebuah lukisan umumnya hanya  diberi keterangan sangat minim. Berbeda dengan tulisan yang hingga suatu titik menjamin  adanya kesepahaman antara pemberi dan penerima pesan, lukisan sifatnya sangat interpretatif,  tergantung mata dan pengetahuan sang pengamat. 

 

Gambar 6. Lukisan ” Ivan the Terrible Showing Treasures to the English Ambassador
Jerome Horsey” oleh Litovchenko A.D. Sumber: The Virtual Russian Museum.

Kontra dengan pandangan masyarakat awam mengenai tsar Ivan IV sebagai sosok yang keji dan haus darah, masyarakat Rusia secara umum menunjukkan rasa cinta dan kekaguman  terhadap tsar-nya. Umumnya, kekaguman ini datang dari kelompok masyarakat menengah ke  bawah. “Trauma” masa kecil Ivan IV menyebabkan dirinya tidak berpihak kepada kaum  boyars, dan justru membela mereka yang lemah. Perrie (1978) menyatakan bahwa Ivan muncul  sebagai pemberi keadilan yang kasar kepada rakyatnya. Penjahatnya adalah para bangsawan  dan voyevody – mereka adalah serakah, menerima suap dan menipu perbendaharaan;  perwakilan dari rakyat biasa, di sisi lain, baik, jujur, murah hati dan dermawan. Bahkan, pada  abad ke-18 beredar cerita-cerita rakyat serta lagu yang memposisikan tsar Ivan Vasilyevich  sebagai seorang pahlawan yang adil. Fenomena ini disebut Perrie sebagai “popular  monarchism”.  

Didasari ketidaksetujuan beberapa kelompok nasionalis dan Kristen Ortodox Rusia,  telah terjadi upaya de-publikasi lukisan “Ivan the Terrible and His Son Ivan on November 16,  158”. Mereka memprotes representasi tsar yang dapat menimbulkan stigma negatif kepada  Rusia secara keseluruhan dan aksi mendistorsi kebenaran sejarah Rusia (Bodner, 2018). Pada 16 Januari 1913, seorang dengan gangguan mental bernama Abram Balashov menyayat lukisan  ini tiga kali di area yang vital, yakni di sekitar wajah Ivan IV dan Ivan Ivanovich. Dalam upaya  restorasi lukisan ini, Repin yang masih hidup turut mengerjakannya hingga lukisan terlihat  seperti semula. Namun, selama bertahun-tahun protes terhadap lukisan ini berlanjut. Menurut  para nasionalis dan pendukung tsar Ivan IV, lukisan ini berisi kebohongan dan merupakan upaya untuk menurunkan reputasi Ivan IV (smear campaign). Pada tahun 2013 silam kembali  terjadi perusakan oleh warga yang disebutkan sedang mabuk, sehingga tidak sengaja  memecahkan kaca pelindung lukisan dengan sebuah tiang pagar besi. Motivasinya hingga kini  masih dipertanyakan; apakah memang ia dalam keadaan mabuk, ataukah perusakan yang  disengaja atas dasar resistansi? 

 

Daftar Pustaka: 

Filjushkin, A. (2008). Ivan the Terrible: A Military History. London, Yorkshire: Frontline Books.  

Keating, J. (2023). 10 Times Ivan the Terrible Really Was Terrible. Retrieved from https://www.thecollector.com/times-ivan-the-terrible-was-terrible/  

Mingren, W. (2020). Ivan the terrible: How Did He Become the First Tsar of Russia? Retrieved from https://www.ancient-origins.net/history-famous-people/first-tsar-russia-0011132  

Perrie, M. (1978). The Popular Image of Ivan the Terrible. The Slavonic and East European Review, 56(2), 275–286. http://www.jstor.org/stable/4207642 

Tsatsulin, A. N. (2018). Evaluation Technologies in the Sphere of the Circulation of Art Objects. Научно-практический журнал Выходит ежемесячно, 44.

Incoming search terms:

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.