Menguak Sosok Dapunta Sailendra

Dapunta Sailendra adalah salah satu tokoh yang berpengaruh dalam Sejarah Indonesia Kuno. Ia mungkin tidak selegendaris tokoh-tokoh setelah masa kekuasaannya, seperti Airlangga, Ken Angrok, atau Gajah Mada. Namun, setidaknya tokoh ini dikenal sebagai cikal-bakal raja-raja dinasti terbesar di Jawa, yaitu dinasti Sailendra. Sejarah munculnya Dapunta Sailendra beserta wangsa yang didirikannya masih merupakan misteri. Terlebih dengan adanya dugaan bahwa Dapunta Sailendra memiliki hubungan dengan Dapunta Hyang sang pendiri kerajaan Sriwijaya. Tulisan ini akan mengulas beberapa tafsiran mengenai sejarah Dapunta Sailendra berdasarkan kajian sumber prasasti di Indonesia maupun sumber di luar Indonesia. read more

Societeit de Harmonie: Dibangun Untuk Kongkow Belanda, Dihancurkan Untuk Lahan Parkir Pribumi

Societeit de Harmonie: Dibangun Untuk Kongkow Belanda, Dihancurkan Untuk Lahan Parkir Pribumi

Oleh: Novia Anggraini Rizky Kahar (Arkeologi 2014)

Sebagaimana layaknya sekarang sebagai pusat pemerintahan dan bisnis, Jakarta di abad 19 ketika masih bernama Batavia pun sudah menjadi kota yang penting. Ketika Belanda memutuskan suntuk menjadikan Jakarta sebagai markas besar VOC, maka diamanatkanlah Simon Stevin untuk merancang desain kota ini menjadi kota benteng yang dikelilingi dinding yang menjulang tinggi. Kota dibagi menjadi 2 wilayah besar yang dipisahkan aliran Sungai Ciliwung, dengan kanal-kanal yang membelah kota dengan pohon-pohon rindang di tepinya. read more

[OPEN SUBMISSION]

Selain membuka slot untuk tulisan ilmiah, kami juga memberi kesempatan bagi para pembaca Artefak sekalian untuk mengirim karya ataupun saran dan kritik.

Kami membuka kesempatan untuk kalian mengirim:
– Surat Pembaca
– Feature
– Opini
– Foto Essay
Silakan cermati posternya dulu ya! Untuk segala pertanyaan bisa langsung ditanyakan pada CP: Tyassanti ’14 (085728246707 // tyassanti)

Poster open submission4

[RILIS ACARA] Syukur(i)n #2; Sasporte Telah Usai

Minggu (01/5)- Tidak seperti hari Minggu biasanya, pada sore hari sekitar pukul 17.20 WIB Pelataran Gedung Margono, Fakultas Ilmu Budaya ramai oleh sekumpulan mahasiswa Arkeologi UGM. Divisi Minat dan Bakat atau Mikat HIMA mengadakan acara Syukur(i)n Sasporte Telah Usai. Ini merupakan acara Syukururan ‘ala’ HIMA yang diubah menjadi Syukur(i)n untuk waganing HIMA yang telah berpartisipasi mengikuti Sasporte (Sastra Sport Event) bulan April lalu.

Beberapa perlombaan berhasil dimenangkan. Farid Aditya (Arkeologi 2013) berhasil memenangkan tiga pertandingan Bulutangkis. Juara I untuk Tunggal Putra, Juara I Ganda Campuran bersama Riana (Arkeologi 2013). Juara I Ganda Putra bersama Zarul (Arkeologi 2013). read more

[RILIS ACARA] Pelatihan Fotogrametri Jarak Dekat; Pemodelan Objek Tiga Dimensi

Sabtu (2/4) – Divisi P3M HIMA mengadakan pelatihan fotogrametri jarak dekat (close range photogrammentry) untuk mahasiswa Arkeologi UGM di Gedung Margono 303, Fakultas Ilmu Budaya UGM. Acara yang berlangsung dari pukul 09.00 hingga pukul 14.00 WIB itu dipandu oleh tiga orang mahasiswa jurusan Teknik Geodesi UGM. Mereka adalah Irfan Ammar, Akhmad Faizal, dan Rudi Asdi Yanto.
Sebelum acara dimulai, semua peserta pelatihan menginstall softfile yang mendukung kegiatan pelatihan di laptopnya masing-masing. Kemudian, Mas Irfan yang menjadi pemateri menyampaikan beberapa pengantar mengenai kamera, dan fotogrametri.
Fotogrametri jarak dekat merupakan fotogrametri non pemetaan, dimana pembentukan image-nya dilakukan pada jarak kurang dari 100 meter. Prinsip dasar fotogrametri jarak dekat ini adalah model tiga dimensi (3D) yang bisa dimanfaatkan pada disiplin ilmu arkeologi, seperti pada pemotretan arca; arkeolog bisa mendokumentasikan arca dalam bentuk 3D sehingga terlihat lebih nyata. Oleh karena itu, P3M mengadakan pelatihan ini, karena merupakan hal yang tidak terdapat di mata kuliah arkeologi.
Pembentukan model 3D pada kegiatan ini dimulai dari pengenalan smartpoints pada perangkat lunak Photomodeler Scanner. Semakin banyak titik smartpoint yang dikenali makan semakin menghasilkan output yang baik. Titik-titik tersebut selanjutnya akan dihubungkan secara otomatis pada perangkat lunak yang akan menghasilkan bentuk jaring segitiga yang disebut TIN (Triangulated Irregular Network). TIN adalah salah satu metode untuk mempresentasikan suatu surface (permukaan) dalam bentuk jaring-jaring segitiga. Dalam pembentukan TIN dibutuhkan setidaknya enam titik yang dapat digunakan untuk pembentukan jaring segitiga. Tiga titik berada pada node sebagai jung sisi-sisi segitiga dan tiga titik lainnya merupakan titik luar yang membentuk jarring segitiga lain. Jaring-jaring segitiga tersebut tersusun oleh garis-garis yang salih berhubungan yang disebut vertex.
Hal yang penting dalam pembuatan objek 3D adalah kalibrasi kamera. Koreksi kalibrasi kamera bisa menggunakan perangkat lunak Photomodeler Sacnner dengan melakukan pemotretan lembar kalibrasi kemudian mencari nilai parameter kalibrasi kamera. Program akan secara otomatis mengkoreksi kalibrasi kamera. Sehingga saat melakukan input foto, foto tersebut akan dikoreksi secara otomatis oleh perangkat lunak ini. Hasilnya ada bagian hitam di setiap sisi foto.
Pengambilan foto juga mempengaruhi pembuatan objek 3D. Mas Irfan sebagai pemateri mengajarkan peserta pelatihan tips dan trik pengambilan foto. Foto yang diambil harus dengan ukuran iso yang sama, ukuran yang sama, dan kecepatan pengambilan yang sama. Intinya dalam pengambilan foto pengaturan fot pertama harus sama dengan foto berikutnya.
Pengambilan foto dilakukan secara menyeluruh pada objek gambar. Memotret mengelilingi sebuah objek . Kondisi pemotretan yang baik: untuk objek yang kecil, dapat menggunakan meja putar, foto yang di hasilkan harus overlap minimal 50-60%, pemotretan pada cahya yang dating dari segala arah, udahakan tidak memakai lampu, cahaya alami dari sinar matahari, jika diluar ruangan usahakan saat keadaan berawan.
Pemodelan foto menjadi objek 3D gampangnya memakai perangkat lunak Agisoft. Hanya menginput foto yang telah diambil mengelilingi objek kemudian melakukan beberapa tahapan di perangkat lunak tersebut, dan secara otomatis program akan membaca gambar dan menghasilkan titik-titik yang berubah menjadi objek 3D. Semakin banyak foto yang diambil dan semakin tinggi akurasi prosen, maka hasil objek 3D akan semakin lebih baik.
Peserta pelatihan dibagi menjadi beberapa kelompok, kemudian diberi tugas untuk memotret sebuah objek. Beberapa kelompok memotret arca-arca yang ada di depan gedung Margono, sebagian yang lain memotret arca-arca di depan perpustakaan. Hasil jepretan tersebut di input ke perangkat lunak Agisoft dan secara otomatis program merubah beberapa hasil jepretan menjadi objek 3D.
Selama pelatihan, peserta didampingi oleh Mas Taufiqqurahman Setiawan, alumni dari arkeologi UGM juga. Di akhir acara beliau mengatakan bahwa fotogrametri dapat dimanfatkan dalam disiplin ilmu arkeologi. Salah satunya pada saat ekskavasi. Akan lebih baik jika kotak ekskavasi dibuat gambar 3D-nya. Selain itu fotogrametri juga bisa digunakan saat pemotretan arca, atau relief pada candi. Gambar 3D yang dihasilkan bisa digunakan sebagai backup, pedoman dan data yang tidak akan hilang; karena baik arca maupun relief lama-kelamaan mungkin akan aus dan bisa jadi menghilang.IMG_9541 - Copy IMG_9551 - Copy IMG_9653 read more