Terbukanya jalan menuju Penanggungan
Himpunan Mahasiswa Arkeologi (HIMA) melalui divisi Penelitian, Penalaran Ilmiah, dan Pengabdian Masyarakat (P3M) telah melakukan survei Ekspedisi Gunung Penanggungan sebanyak dua kali. Survei pertama dilakukan pada tanggal 15-17 Juni 2013 sedangkan survei kedua dilakukan pada tanggal 10-12 September 2013. Ada beberapa agenda penting yang dilakukan oleh tim survei, diantaranya adalah menentukan jalur pendakian, menentukan lokasi basecamp, mencari tahu perihal perijinan, dan yang paling penting adalah mengamati kondisi medan Gunung Penanggungan itu sendiri.
Jalur Pendakian
Ada beberapa alternatif yang bisa dipilih sebagai jalur pendakian. Jalur Jalatunda merupakan jalur yang paling kerap digunakan. Banyak wisatawan yang mengunjungi Petirtaan Jalatunda memutuskan untuk melanjutkan petualangan mereka menaiki gunung ini. Alternatif lain yang tak kalah sering digunakan adalah dari jalur Genting dan Jedong. Dua rute ini sebenarnya merupakan percabangan dari satu rute yang sama, letaknya tidak terlalu berjauhan dan sering digunakan warga sekitar untuk menaiki Penanggungan. Jalur terakhir ialah jalur yang dinilai tim survei sebagai jalur yang paling sulit. Jalur ini dimulai dari sekitar Petirtaan Belahan atau yang warga sekitar kenal dengan sebutan Sumber Tetek. Entah dari mana kata itu berasal, mungkin berasal dari bentuk arca nya yang unik dan sedikit nyeleneh itu. Ketiga jalur ini bisa dijadikan opsi untuk dijadikan start awal ekspedisi yang akan dilakukan lan oktober nanti.
Kondisi Medan
Bagi para pendaki berpengalaman, mungkin medan di Penanggungan bukanla tipe medan yang sulit untuk dilalui. Akan tetapi hutan-hutan dan bebatuan di seluruh permukaan tubuh penanggungan bisa saja menyulitkan bagi para pemula. Puncak tertinggi gunung ini memang hanya 1.500 meter, akan tetapi jalur memutar dan banyak percabangan membuat jarak yang ditempuh menjadi semakin jauh.
Dari ketiga jalur pendakian yang telah disurvei. Prospek basecamp yang paling menjanjikan ada di jalur Jalatunda. Situs berupa pemandian ini memang sudah lama menjadi daya tarik wisatawan, tak mengeherankan jika di sana banyak terdapat bangunan yang biasa disewakan untuk menginap bagi siapapun yang ingin menginap
Seperti itulah. Tidak banyak yang berhasil dihimpun memang, akan tetapi survei ini sedikit banyak telah membuka jalan yang lebih lebar untuk kesuksesan acara ini. Apapun yang terjadi, seberapapun jauh itu di depan. Tujuan akan selalu terkejar. Yang perlu dilakukan hanyalah berlari. Semangat P3M, semangat HIMA, semangat Arkeologi. Viva La Vida! (Wendy 10)